Nasib baik datangnya tidak seperti undian, dia datang sesuai usaha untuk berubah. (ideonair)
Ada sebuah kisah menarik. Alkisah jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda. Ia seorang miskin, tidak punya pekerjaan, apalagi penghasilan. Setiap waktu hidupnya hanya diisi penyesalan, selain mengumpat tentunya. Walau ia sadar, tempat untuk bekerja sangatlah terbatas, negerinya sedang prihatin. Tapi untuk mulai usaha, dirinya tidak memiliki modal sama sekali. Ia pun merenung putus asa.
Tiba-tiba datang seorang yang sudah tua. Kakek tua itu nampak lebih beruntung kondisinya dibanding si anak muda. Dengan bijak kakek itu menyapa anak muda
"Wahai anak muda, apa yang sedang kaupikirkan? mengapa kau terlihat putus asa?" tanya kakek itu.
"Kakek lebih beruntung dari saya" jawab anak muda yang melihat orangtua itu membawa sejumlah uang tail emas. "Saya hanyalah anak muda yang miskin tidak berguna, pengangguran, tidak memiliki penghasilan.."
Kakek itu tertawa, kemudian berkata
"Sesungguhnya kamu jauh lebih kaya dari saya anak muda"
Anak muda itu kaget, setengah marah karena merasa diejek
"Maksud kakek apa? saya sudah merana dengan kondisi saya ini, jangan kakek tambah penderitaan saya dengan mengejek saya. Sudah jelas saya tidak punya apa-apa kek!"
Dengan bijak orangtua itu tersenyum
"Sejak kapan kakek mengejek kamu, Nak. Kakek serius ketika bilang kamu lebih kaya dari kakek.."
Anak muda mengernyitkan dahi nya. Entah apa maksud si kakek ini.
Sang kakek melanjutkan
"Nak, kakek punya 50 tail emas. Dengan uang ini kakek mau membeli wajah kamu yang tanpa cacat ini, untuk kakek tukar dengan wajah yang buruk. Bagaimana menurut kamu?
Kontan anak muda ini menolak tawaran si kakek
"Baiklah kalau begitu, kakek tambah 50 tail emas lagi untuk membeli kesehatan kamu. Kakek tukar dengan tubuh yang lumpuh tidak berdaya. Apakah kamu mau Nak?
Kembali anak muda menggelengkan kepala.
Kakek pun melanjutkan tawarannya
"Kakek tambah 50 tail emas lagi untuk menukar masa mudamu. Jika kamu setuju, kamu akan menjadi kakek-kakek seperti ku juga. Bagaimana Nak?"
Anak muda itu kemudian dapat berpikir maksud sang kakek
"Nah sekarang kakek tambah 50 tail terakhir untuk kakek tukar dengan kebahagian kamu. Kamu akan memiliki keluarga yang tidak bahagia jika menerima tawaran ini." lanjut sang kakek
Anak muda itu tetap menolak. Kemudian sang kakek berkata,
"Bagaimana bisa kamu bilang bahwa kamu miskin, sementara kamu memiliki harta yang melebihi harga 200tail emas?"
Anak muda itu segera berlari, dan segera mencari kayu di hutan untuk dijualnya ke pasar...
Apa hikmah cerita ini?
Saya sendiri seringkali bertemu orang-orang yang berkata "saya tidak punya modal untuk memulai usaha". Kalimat tersebut hanyalah sebuah alasan (excuse). Mental below the line yang selalu menyalahi kondisi yang seperti ini harus kita perbaiki.
Salah seorang guru saya memiliki cara unik untuk menantang tipe orang yang selalu berkata "tidak memiliki modal". Guru saya itu bersedia meminjamkan uang Rp1500 untuk membeli satu botol minuman dalam kemasan di supermarket. Dengan satu botol itu, ia akan menyuruh orang itu untuk menjual di lampu merah seharga Rp2000. Kemudian ia bisa menabung Rp500 dan membeli satu botol lagi. Begitu seterusnya hingga ia bisa membeli dua botol.
Dari dua botol menjadi empat botol, kemudian menjadi satu lusin, bahkan satu dus. Dari satu dus, menjadi dua dus, menjadi satu lusin dus, bahkan menjadi agen minuman. Dari agen minuman pun bisa menjadi distributor, bahkan memiliki pabrik sendiri! So, masihkan bilang tidak ada modal?
Sumber : catatan Cak Mus
http://www.MindConductor.com
http://www.GudangAdsense.com
1 komentar:
emzzz
Posting Komentar